Saksi Kasus Pencurian
Sam,
seorang pria tua itu menjadi saksi dalam kasus pencurian. Pengacara
pembela mengajukan pertanyaan kepada Sam, "Apakah Anda melihat klien
saya melakukan pencurian ini?"
"Ya," kata Sam, "aku melihatnya dengan jelas, dia mengambil barang."
Pengacara bertanya lagi keada Sam, "Sam, ini terjadi pada malam hari. Apakah Anda yakin Anda melihat klien saya melakukan kejahatan ini?"
"Ya," kata Sam, "Aku melihat dia melakukan hal itu."
Kemudian pengacara berkata lagi kepada Sam, "Sam, dengarkan, Anda berusia 80 tahun dan pandangan mata Anda mungkin buruk. Seberapa jauh Anda bisa melihat di malam hari?"
Sam mengatakan, "Saya bisa melihat bulan, seberapa jauh itu?"
"Ya," kata Sam, "aku melihatnya dengan jelas, dia mengambil barang."
Pengacara bertanya lagi keada Sam, "Sam, ini terjadi pada malam hari. Apakah Anda yakin Anda melihat klien saya melakukan kejahatan ini?"
"Ya," kata Sam, "Aku melihat dia melakukan hal itu."
Kemudian pengacara berkata lagi kepada Sam, "Sam, dengarkan, Anda berusia 80 tahun dan pandangan mata Anda mungkin buruk. Seberapa jauh Anda bisa melihat di malam hari?"
Sam mengatakan, "Saya bisa melihat bulan, seberapa jauh itu?"
Menceritakan Asal Usul Kepada Anak
Seorang anak mendatangi ibunya di dapur dan langsung bertanya,"Bu, burung merpati itu asalnya darimana sih?"
"Dari telur" jawab ibunya. "Oooo..." jawab anak tersebut.
"Kalau saya asalnya darimana?" tanya anak itu lagi.
Si ibu merasa sudah saatnya untuk menjelaskan kepada si anak mengenai asal usulnya.
Lalu si ibu bercerita, "Semuanya diawali dengan rasa sayang ibu dan bapak, terus ibu dan bapak menikah. Karena rasa sayang ibu dan bapak itu, ibu kemudian hamil. Waktu itu kamu ada di dalam perut ibu, masih kecil sekali. Lama kelamaan kamu mulai tumbuh membesar sehingga perut ibu juga membesar. Setelah sembilan bulan kemudian baru kamu lahir. Sekarang kamu sudah menjadi sebesar ini". Si ibu menutup penjelasannya sambil tersenyum.
"Ada apa, koq kamu bertanya seperti itu?", tanya si ibu.
"Ah enggak, tadi disekolah saya ditanya guru, kamu berasal darimana?", jawab si anak.
"Terus, kamu jawab apa?", tanya si ibu lagi. "Saya diam saja, habis saya enggak tahu sih", jawab si anak.
Merasa penasaran, si ibu bertanya lagi,"Teman-teman kamu yang lain jawab apa?"
"Ada yang dari Malang, ada yang dari Surabaya, macem-macem, Bu", jawab si anak.
"Dari telur" jawab ibunya. "Oooo..." jawab anak tersebut.
"Kalau saya asalnya darimana?" tanya anak itu lagi.
Si ibu merasa sudah saatnya untuk menjelaskan kepada si anak mengenai asal usulnya.
Lalu si ibu bercerita, "Semuanya diawali dengan rasa sayang ibu dan bapak, terus ibu dan bapak menikah. Karena rasa sayang ibu dan bapak itu, ibu kemudian hamil. Waktu itu kamu ada di dalam perut ibu, masih kecil sekali. Lama kelamaan kamu mulai tumbuh membesar sehingga perut ibu juga membesar. Setelah sembilan bulan kemudian baru kamu lahir. Sekarang kamu sudah menjadi sebesar ini". Si ibu menutup penjelasannya sambil tersenyum.
"Ada apa, koq kamu bertanya seperti itu?", tanya si ibu.
"Ah enggak, tadi disekolah saya ditanya guru, kamu berasal darimana?", jawab si anak.
"Terus, kamu jawab apa?", tanya si ibu lagi. "Saya diam saja, habis saya enggak tahu sih", jawab si anak.
Merasa penasaran, si ibu bertanya lagi,"Teman-teman kamu yang lain jawab apa?"
"Ada yang dari Malang, ada yang dari Surabaya, macem-macem, Bu", jawab si anak.
Ujian Ulangan untuk anak Berotak Lambat
Seorang
pelatih memohon kepada Profesor untuk memberikan ujian ulangan kepada
anaknya yang memang berotak lambat. Setelah didesak terus, akhirnya sang
Profesor memberikan ujian ulangan itu.
Keesokan harinya sang pelatih menemui sang Profesor dan bertanya : "Bagaimana ujiannnya si Jono, Prof?"
"Wah, maaf," kata Profesor, "Tidak ada harapan lagi. Coba lihat ini... 7x5 = 34"
"Ya, ampun, Prof," kata si pelatih, "masa begitu saja harus gagal sih. Itu kan cuma kurang satu..."
Keesokan harinya sang pelatih menemui sang Profesor dan bertanya : "Bagaimana ujiannnya si Jono, Prof?"
"Wah, maaf," kata Profesor, "Tidak ada harapan lagi. Coba lihat ini... 7x5 = 34"
"Ya, ampun, Prof," kata si pelatih, "masa begitu saja harus gagal sih. Itu kan cuma kurang satu..."
Kesalahan Prosedur Penyelamatan Tentara yang Disandera
Tujuh
orang prajurit tewas dibantai tentara separatis dan beberapa orang
prajurit disandera. Maka segera dilakukan operasi untuk mencari prajurit
yang masih disandera. Karena prajurit yang disandera tidak ditemukan,
maka komandan lapangan emosi dan akhirnya menghajar para pemuda yang
diduga anggota separatis hingga empat orang tewas dan puluhan orang
babak belur. Komandan lapangan akhirnya ditahan karena dituduh salah
prosedur. Panglima tentara menjenguk dan bertanya pada komandan
lapangan.
Panglima : "Kenapa kamu menyalahi prosedur?"
Mayor Jono: "Karena semuanya tutup mulut, Jendral."
Panglima : "Biarpun mereka tutup mulut,sebaiknya kita sabar saja. Sekarang TNI lagi disorot, jadi harus hati-hati."
Mayor Jono: "Bagaimana nggak emosi, Tujuh anak buah saya tewas, dan lima prajurit lagi sedang disandera dan disiksa. Apakah Jendral akan tinggal diam jika menjadi saya?"
Panglima : "Ya!!!"
Mayor Jono: "Gila! Jendral sudah gila!!!"
Panglima : "Saya tidak gila Mayor, Saya pakai akal yang logis. Pertama, tentara sedang disorot, kedua, warga sekitar masih trauma akibat operasi ini. Ketiga... "
Mayor Jono: "Yang ketiga apa Jendral?"
Panglima: "Pajurit kita masih buaanyak!!"
Mayor Jono : "????!!!!!"
Panglima : "Kenapa kamu menyalahi prosedur?"
Mayor Jono: "Karena semuanya tutup mulut, Jendral."
Panglima : "Biarpun mereka tutup mulut,sebaiknya kita sabar saja. Sekarang TNI lagi disorot, jadi harus hati-hati."
Mayor Jono: "Bagaimana nggak emosi, Tujuh anak buah saya tewas, dan lima prajurit lagi sedang disandera dan disiksa. Apakah Jendral akan tinggal diam jika menjadi saya?"
Panglima : "Ya!!!"
Mayor Jono: "Gila! Jendral sudah gila!!!"
Panglima : "Saya tidak gila Mayor, Saya pakai akal yang logis. Pertama, tentara sedang disorot, kedua, warga sekitar masih trauma akibat operasi ini. Ketiga... "
Mayor Jono: "Yang ketiga apa Jendral?"
Panglima: "Pajurit kita masih buaanyak!!"
Mayor Jono : "????!!!!!"
Cara Mengatasi Ejakulasi Dini
Seorang
supir truk berkonsultasi dengan seksolog tentang masalah ejakulasi
dininya. Dari konsultasi tersebut Sang Dokter menganjurkannya untuk
sering latihan dengan jalan bermasturbasi.
Pusing mencari tempat yang paling baik untuk melaksanakan hajatnya itu, ia menemukan sebuah ide yakni dikolong truknya sendiri. Maka dengan melihat jalan yang sepi, Ia menghentikan truknya dan segera ke kolong truk.
Dikolong, Ia segera memelorotkan celananya dan asik berfantasi. Namun, ditengah keasikannya tiba-tiba Ia merasakan ada yang mencolek kakinya.
Ia pun menjawab sambil masih tertutup mata berfantasi : "Apaan sih? Gak tau ya Saya lagi konsentrasi betulin tali remnya nih."
Kemudian terdengar jawaban : "Saya Polisi... dan kalau kamu memang benar sedang membetulkan rem, berarti kamu belum berhasil karena truk kamu sudah ada di turunan sana sejak beberapa menit lalu."
Pusing mencari tempat yang paling baik untuk melaksanakan hajatnya itu, ia menemukan sebuah ide yakni dikolong truknya sendiri. Maka dengan melihat jalan yang sepi, Ia menghentikan truknya dan segera ke kolong truk.
Dikolong, Ia segera memelorotkan celananya dan asik berfantasi. Namun, ditengah keasikannya tiba-tiba Ia merasakan ada yang mencolek kakinya.
Ia pun menjawab sambil masih tertutup mata berfantasi : "Apaan sih? Gak tau ya Saya lagi konsentrasi betulin tali remnya nih."
Kemudian terdengar jawaban : "Saya Polisi... dan kalau kamu memang benar sedang membetulkan rem, berarti kamu belum berhasil karena truk kamu sudah ada di turunan sana sejak beberapa menit lalu."
0 komentar:
Posting Komentar